1. Soekarno (1901-1970)
Kontribusi:
- Proklamator Kemerdekaan Indonesia: Bersama Mohammad Hatta, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
- Presiden Pertama Indonesia: Menjadi presiden pertama Indonesia dari tahun 1945 hingga 1967.
- Ideolog dan Orator Ulung: Mempromosikan Pancasila sebagai dasar negara dan mempersatukan bangsa melalui pidato-pidato yang menginspirasi.
- Diplomasi Internasional: Meningkatkan posisi Indonesia di dunia internasional, termasuk menjadi salah satu pendiri Gerakan Non-Blok.
2. Mohammad Hatta (1902-1980)
Kontribusi:
- Proklamator Kemerdekaan Indonesia: Bersama Soekarno, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
- Wakil Presiden Pertama Indonesia: Menjadi wakil presiden pertama Indonesia dan berperan penting dalam pemerintahan awal negara.
- Ekonom dan Pemikir: Menyusun kebijakan ekonomi nasional dan memperjuangkan ekonomi kerakyatan.
- Diplomat Ulung: Berperan penting dalam diplomasi internasional dan negosiasi pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
3. Raden Ajeng Kartini (1879-1904)
Kontribusi:
- Pelopor Emansipasi Wanita: Memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi wanita Indonesia melalui surat-suratnya yang kemudian diterbitkan dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
- Pendidikan dan Kesetaraan Gender: Mendorong perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan mengejar cita-cita.
- Inspirasi Nasional: Hari Kartini diperingati setiap 21 April untuk mengenang perjuangan dan kontribusinya terhadap kemajuan perempuan Indonesia.
4. Jenderal Sudirman (1916-1950)
Kontribusi:
- Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia: Memimpin perjuangan bersenjata melawan penjajah Belanda dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
- Strategi Gerilya: Mengembangkan taktik perang gerilya yang efektif dalam melawan Belanda, termasuk dalam Perang Gerilya Jawa.
- Simbol Keberanian dan Patriotisme: Menginspirasi tentara dan rakyat Indonesia dengan keberanian dan keteguhannya meskipun dalam kondisi sakit.
5. Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
Kontribusi:
- Pelopor Pendidikan Nasional: Mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah lembaga pendidikan yang menekankan pendidikan bagi rakyat Indonesia.
- Konsep Pendidikan: Mengembangkan konsep pendidikan nasional yang berbasis pada budaya Indonesia, dengan semboyan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.
- Menteri Pendidikan Pertama: Menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pertama Indonesia setelah kemerdekaan.
6. Cut Nyak Dien (1848-1908)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Aceh: Memimpin perlawanan rakyat Aceh melawan penjajahan Belanda setelah suaminya, Teuku Umar, gugur.
- Keberanian dan Kegigihan: Dikenal atas keberanian dan kegigihannya dalam mempertahankan tanah air dari penjajahan.
- Inspirasi Wanita: Menjadi simbol keberanian dan perlawanan wanita Indonesia terhadap penjajah.
7. Dr. Wahidin Sudirohusodo (1852-1917)
Kontribusi:
- Pelopor Gerakan Budi Utomo: Menginspirasi pendirian Budi Utomo pada tahun 1908, yang menjadi tonggak awal kebangkitan nasional Indonesia.
- Kesehatan dan Pendidikan: Memperjuangkan peningkatan kesehatan dan pendidikan bagi rakyat Indonesia.
8. Sultan Hasanuddin (1631-1670)
Kontribusi:
- Pahlawan dari Makassar: Memimpin perlawanan terhadap VOC Belanda di wilayah Sulawesi Selatan.
- Keberanian Melawan Penjajah: Dikenal dengan julukan “Ayam Jantan dari Timur” karena keberaniannya dalam melawan Belanda.
- Pemimpin yang Kharismatik: Menginspirasi rakyatnya untuk bersatu dan melawan penjajah dengan semangat yang tinggi.
9. Tuanku Imam Bonjol (1772-1864)
Kontribusi:
- Pemimpin Perang Padri: Memimpin perlawanan kaum Padri di Sumatra Barat melawan penjajahan Belanda.
- Perjuangan Islam dan Kemerdekaan: Memadukan semangat keagamaan dan nasionalisme dalam perjuangannya melawan penjajah.
10. Raden Dewi Sartika (1884-1947)
Kontribusi:
- Pelopor Pendidikan Wanita di Jawa Barat: Mendirikan Sakola Istri, sekolah pertama untuk wanita di Jawa Barat pada tahun 1904.
- Perjuangan Emansipasi Wanita: Memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi wanita agar dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan.
11. Dr. Soetomo (1888-1938)
Kontribusi:
- Pendiri Budi Utomo: Bersama dengan Dr. Wahidin Sudirohusodo, mendirikan organisasi Budi Utomo pada tahun 1908, yang menjadi awal dari gerakan nasionalisme Indonesia.
- Pelopor Pendidikan: Mendorong pendidikan sebagai alat untuk membebaskan bangsa dari kebodohan dan keterbelakangan.
- Kesehatan Masyarakat: Sebagai seorang dokter, Dr. Soetomo juga memperjuangkan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia.
12. Sutan Sjahrir (1909-1966)
Kontribusi:
- Perdana Menteri Pertama Indonesia: Menjadi Perdana Menteri pertama Indonesia yang diangkat pada tahun 1945, memainkan peran penting dalam diplomasi internasional untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia.
- Aktivis Kemerdekaan: Aktif dalam pergerakan nasional dan mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI).
- Diplomat Ulung: Berperan penting dalam perundingan-perundingan internasional untuk memperoleh pengakuan kedaulatan Indonesia.
13. Pangeran Diponegoro (1785-1855)
Kontribusi:
- Pemimpin Perang Diponegoro: Memimpin Perang Diponegoro (1825-1830) melawan penjajah Belanda yang dikenal sebagai salah satu perang terbesar di Jawa.
- Kebangkitan Nasionalisme: Perang yang dipimpinnya menginspirasi semangat perlawanan dan nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.
- Simbol Perjuangan: Pangeran Diponegoro menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan penjajahan.
14. Agus Salim (1884-1954)
Kontribusi:
- Diplomat dan Negarawan: Berperan sebagai diplomat dalam perundingan internasional, termasuk dalam Konferensi Meja Bundar.
- Aktivis Kemerdekaan: Terlibat dalam berbagai organisasi pergerakan nasional dan menjadi salah satu pendiri Jong Islamieten Bond.
- Pendidikan dan Jurnalisme: Menyumbangkan pemikirannya melalui tulisan-tulisan yang membangkitkan semangat nasionalisme.
15. Tjut Nyak Dhien (1848-1908)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Aceh: Memimpin perlawanan rakyat Aceh melawan penjajah Belanda setelah suaminya, Teuku Umar, gugur.
- Keberanian dan Kegigihan: Dikenal atas keberanian dan kegigihannya dalam mempertahankan tanah air dari penjajahan.
- Inspirasi Wanita: Menjadi simbol keberanian dan perlawanan wanita Indonesia terhadap penjajah.
16. Pattimura (Thomas Matulessy) (1783-1817)
Kontribusi:
- Pahlawan dari Maluku: Memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penjajah Belanda pada tahun 1817.
- Perlawanan di Saparua: Menyerang benteng Duurstede di Saparua dan menginspirasi rakyat Maluku untuk melawan penjajah.
- Simbol Perlawanan: Menjadi simbol perjuangan rakyat Maluku dalam mempertahankan kemerdekaan.
17. Dr. G.S.S.J. Ratulangi (1890-1949)
Kontribusi:
- Tokoh Pendidikan dan Jurnalis: Memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan melalui tulisan-tulisan kritisnya.
- Gubernur Sulawesi Pertama: Menjadi gubernur Sulawesi pertama setelah kemerdekaan, memimpin pembangunan dan integrasi wilayah tersebut ke dalam NKRI.
- Aktivis Kemerdekaan: Terlibat dalam berbagai pergerakan kemerdekaan dan organisasi nasional.
18. Sultan Ageng Tirtayasa (1631-1692)
Kontribusi:
- Pemimpin Kesultanan Banten: Memimpin perlawanan terhadap VOC Belanda untuk mempertahankan kedaulatan Kesultanan Banten.
- Modernisasi dan Pembangunan: Mengembangkan Banten sebagai pusat perdagangan dan pertanian yang maju.
- Inspirasi Perjuangan: Keberaniannya melawan penjajah menginspirasi perlawanan rakyat Banten dan sekitarnya.
19. Maria Walanda Maramis (1872-1924)
Kontribusi:
- Pelopor Pendidikan Wanita di Sulawesi Utara: Mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya) yang bertujuan meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan wanita.
- Aktivis Emansipasi Wanita: Memperjuangkan hak-hak pendidikan dan kesejahteraan bagi wanita di Sulawesi Utara.
- Inspirasi Perempuan: Menjadi simbol perjuangan perempuan di Sulawesi Utara dalam mendapatkan hak dan kesetaraan.
20. Bung Tomo (1920-1981)
Kontribusi:
- Pemimpin Pertempuran Surabaya: Memimpin perjuangan rakyat Surabaya melawan Sekutu (Inggris) yang didukung Belanda pada 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
- Orator Ulung: Membangkitkan semangat perlawanan rakyat melalui pidato-pidatonya yang berapi-api.
- Aktivis Kemerdekaan: Terlibat dalam berbagai organisasi dan gerakan kemerdekaan.
21. Sutan Syahrir (1909-1966)
Kontribusi:
- Perdana Menteri Pertama Indonesia: Berperan sebagai Perdana Menteri pertama setelah kemerdekaan Indonesia, memainkan peran kunci dalam diplomasi internasional untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan.
- Aktivis Kemerdekaan: Terlibat dalam berbagai pergerakan kemerdekaan dan mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI).
- Diplomat: Berperan penting dalam perundingan-perundingan internasional untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia.
22. Tan Malaka (1897-1949)
Kontribusi:
- Pemikir dan Revolusioner: Menyebarkan ide-ide revolusioner dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui gerakan bawah tanah.
- Penulis: Menulis beberapa buku penting tentang perjuangan kemerdekaan, seperti “Menuju Republik Indonesia” dan “Dari Penjara ke Penjara”.
- Pejuang Kemerdekaan: Berperan dalam berbagai pergerakan kemerdekaan dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah perlawanan terhadap penjajah.
23. Haji Agus Salim (1884-1954)
Kontribusi:
- Diplomat dan Negarawan: Berperan sebagai diplomat dalam perundingan internasional, termasuk dalam Konferensi Meja Bundar.
- Aktivis Kemerdekaan: Terlibat dalam berbagai organisasi pergerakan nasional dan menjadi salah satu pendiri Jong Islamieten Bond.
- Pendidikan dan Jurnalisme: Menyumbangkan pemikirannya melalui tulisan-tulisan yang membangkitkan semangat nasionalisme.
24. Tjoet Nja Dhien (1848-1908)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Aceh: Memimpin perlawanan rakyat Aceh melawan penjajah Belanda setelah suaminya, Teuku Umar, gugur.
- Keberanian dan Kegigihan: Dikenal atas keberanian dan kegigihannya dalam mempertahankan tanah air dari penjajahan.
- Inspirasi Wanita: Menjadi simbol keberanian dan perlawanan wanita Indonesia terhadap penjajah.
25. Teuku Umar (1854-1899)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Aceh: Memimpin perlawanan rakyat Aceh melawan penjajah Belanda dengan taktik perang gerilya yang cerdas.
- Strategi Perang: Menggunakan strategi tipu muslihat dalam perang untuk melemahkan posisi Belanda.
- Simbol Perjuangan: Menjadi inspirasi bagi rakyat Aceh dan seluruh Indonesia dalam melawan penjajah.
26. Dr. K. H. Wahid Hasyim (1914-1953)
Kontribusi:
- Tokoh Pendidikan Islam: Sebagai pendiri dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU), memperjuangkan pendidikan dan modernisasi dalam Islam.
- Menteri Agama: Menjadi Menteri Agama pertama Indonesia yang berperan dalam merumuskan kebijakan agama dan pendidikan Islam.
- Penggerak Kemerdekaan: Aktif dalam pergerakan kemerdekaan dan mendorong partisipasi umat Islam dalam perjuangan nasional.
27. Mohammad Natsir (1908-1993)
Kontribusi:
- Tokoh Islam dan Politikus: Pendiri Partai Masyumi dan berperan penting dalam perjuangan politik dan kemerdekaan Indonesia.
- Perdana Menteri: Menjadi Perdana Menteri Indonesia pada tahun 1950 dan berperan dalam menyatukan kembali Indonesia setelah Republik Indonesia Serikat.
- Diplomasi dan Pendidikan: Berkontribusi dalam bidang pendidikan dan diplomasi internasional untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia.
28. Raden Dewi Sartika (1884-1947)
Kontribusi:
- Pelopor Pendidikan Wanita di Jawa Barat: Mendirikan Sakola Istri, sekolah pertama untuk wanita di Jawa Barat pada tahun 1904.
- Perjuangan Emansipasi Wanita: Memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi wanita agar dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan.
- Inspirasi Pendidikan: Menjadi teladan bagi gerakan pendidikan wanita di Indonesia.
29. Cut Meutia (1870-1910)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Aceh: Berperan dalam perjuangan melawan penjajah Belanda di Aceh, terutama setelah suaminya, Teuku Tjik Tunong, gugur.
- Keberanian dalam Perang: Melakukan perlawanan dengan taktik gerilya dan memimpin pasukan untuk mempertahankan wilayah Aceh.
- Inspirasi Perempuan: Menjadi simbol keberanian dan perjuangan perempuan Aceh dalam melawan penjajahan.
30. Abdul Muis (1883-1959)
Kontribusi:
- Penulis dan Aktivis Kemerdekaan: Menggunakan kemampuan menulisnya untuk menyuarakan perjuangan kemerdekaan melalui berbagai karya sastra dan tulisan-tulisan kritis.
- Politikus dan Jurnalis: Terlibat dalam pergerakan politik dan jurnalisme, serta aktif dalam organisasi Sarekat Islam.
- Pahlawan Nasional: Dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam pergerakan kemerdekaan dan pembentukan identitas nasional Indonesia.
31. H. Agus Salim (1884-1954)
Kontribusi:
- Diplomat dan Negarawan: Berperan penting dalam diplomasi internasional untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia.
- Aktivis dan Pemikir Islam: Mengembangkan pemikiran-pemikiran Islam yang moderat dan progresif.
- Penulis dan Jurnalis: Menyampaikan ide-ide kemerdekaan dan kebangsaan melalui tulisan-tulisannya.
32. Soepomo (1903-1958)
Kontribusi:
- Ahli Hukum dan Perancang UUD 1945: Berperan penting dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
- Konsep Negara Integralistik: Mengembangkan konsep negara integralistik yang menekankan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Pengajar dan Ahli Hukum: Mengajar hukum dan berkontribusi pada pengembangan ilmu hukum di Indonesia.
33. Mohammad Husni Thamrin (1894-1941)
Kontribusi:
- Politikus dan Aktivis Kemerdekaan: Aktif dalam pergerakan nasional dan menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) mewakili suara rakyat Indonesia.
- Pejuang Hak Rakyat: Memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
- Pahlawan Nasional: Diakui sebagai salah satu pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak rakyat Indonesia.
34. Ir. H. Juanda Kartawijaya (1911-1963)
Kontribusi:
- Perdana Menteri Indonesia: Menjadi Perdana Menteri pada tahun 1957-1959 dan berperan dalam mengatasi krisis politik dan ekonomi.
- Deklarasi Djuanda: Mengeluarkan Deklarasi Djuanda pada tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.
- Pembangunan Infrastruktur: Berperan dalam pembangunan infrastruktur dan modernisasi ekonomi Indonesia.
35. I Gusti Ngurah Rai (1917-1946)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Kemerdekaan: Memimpin perlawanan rakyat Bali melawan penjajah Belanda dalam pertempuran Puputan Margarana pada tahun 1946.
- Keberanian dan Patriotisme: Dikenal atas keberanian dan semangat patriotismenya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
- Inspirasi bagi Rakyat Bali: Menjadi simbol perjuangan dan keberanian rakyat Bali dalam melawan penjajahan.
36. R.A. Kartini (1879-1904)
Kontribusi:
- Pelopor Emansipasi Wanita: Memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi wanita Indonesia melalui surat-suratnya yang kemudian diterbitkan dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
- Pendidikan dan Kesetaraan Gender: Mendorong perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan mengejar cita-cita.
- Inspirasi Nasional: Hari Kartini diperingati setiap 21 April untuk mengenang perjuangan dan kontribusinya terhadap kemajuan perempuan Indonesia.
37. Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
Kontribusi:
- Pelopor Pendidikan Nasional: Mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah lembaga pendidikan yang menekankan pendidikan bagi rakyat Indonesia.
- Konsep Pendidikan: Mengembangkan konsep pendidikan nasional yang berbasis pada budaya Indonesia, dengan semboyan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.
- Menteri Pendidikan Pertama: Menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pertama Indonesia setelah kemerdekaan.
38. Dr. Soetomo (1888-1938)
Kontribusi:
- Pendiri Budi Utomo: Bersama dengan Dr. Wahidin Sudirohusodo, mendirikan organisasi Budi Utomo pada tahun 1908, yang menjadi awal dari gerakan nasionalisme Indonesia.
- Pelopor Pendidikan: Mendorong pendidikan sebagai alat untuk membebaskan bangsa dari kebodohan dan keterbelakangan.
- Kesehatan Masyarakat: Sebagai seorang dokter, Dr. Soetomo juga memperjuangkan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia.
39. Tjoet Nja’ Meutia (1870-1910)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Aceh: Berperan dalam perjuangan melawan penjajah Belanda di Aceh, terutama setelah suaminya, Teuku Tjik Tunong, gugur.
- Keberanian dalam Perang: Melakukan perlawanan dengan taktik gerilya dan memimpin pasukan untuk mempertahankan wilayah Aceh.
- Inspirasi Perempuan: Menjadi simbol keberanian dan perjuangan perempuan Aceh dalam melawan penjajahan.
40. H. Agus Salim (1884-1954)
Kontribusi:
- Diplomat dan Negarawan: Berperan penting dalam diplomasi internasional untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia.
- Aktivis dan Pemikir Islam: Mengembangkan pemikiran-pemikiran Islam yang moderat dan progresif.
- Penulis dan Jurnalis: Menyampaikan ide-ide kemerdekaan dan kebangsaan melalui tulisan-tulisannya.
41. K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
Kontribusi:
- Pendiri Muhammadiyah: Mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912, yang menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
- Pembaharu Islam: Mendorong pembaharuan dalam pendidikan Islam dan modernisasi praktik keagamaan.
- Pendidikan dan Sosial: Membangun sekolah-sekolah, rumah sakit, dan lembaga sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
42. Haji Oemar Said Tjokroaminoto (1882-1934)
Kontribusi:
- Pendiri Sarekat Islam: Mendirikan Sarekat Islam pada tahun 1912, organisasi yang memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia dan kemerdekaan dari penjajahan.
- Pemikir dan Aktivis: Mengembangkan pemikiran-pemikiran sosial dan politik yang menginspirasi pergerakan nasional.
- Guru Bangsa: Menjadi mentor bagi banyak tokoh pergerakan kemerdekaan, termasuk Soekarno dan Hatta.
43. Sultan Mahmud Badaruddin II (1767-1852)
Kontribusi:
- Pemimpin Kesultanan Palembang: Memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda di Sumatra Selatan.
- Pertempuran Palembang: Berperan penting dalam pertempuran melawan Belanda pada tahun 1821 yang dikenal sebagai Perang Palembang.
- Simbol Perjuangan: Menjadi simbol perlawanan rakyat Palembang dan Sumatra Selatan terhadap penjajahan.
44. Nyai Ahmad Dahlan (1872-1946)
Kontribusi:
- Pendiri Aisyiyah: Mendirikan Aisyiyah, organisasi wanita Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan.
- Pejuang Pendidikan Wanita: Memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi wanita Indonesia dan mendorong mereka untuk aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
- Inspirasi Wanita Muslim: Menjadi teladan bagi perempuan Muslim Indonesia dalam berperan aktif di masyarakat.
45. Kyai Haji Zainal Mustofa (1899-1944)
Kontribusi:
- Pemimpin Perlawanan di Tasikmalaya: Memimpin perlawanan terhadap penjajah Jepang di Tasikmalaya, Jawa Barat.
- Perjuangan Agama dan Kemerdekaan: Memadukan semangat keagamaan dan nasionalisme dalam perjuangannya melawan penjajah.
- Martir Perjuangan: Gugur dalam pertempuran melawan Jepang dan dikenang sebagai pahlawan yang gigih.
46. Sultan Syarif Kasim II (1885-1968)
Kontribusi:
- Pemimpin Kesultanan Siak: Berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan menyumbangkan kekayaannya untuk perjuangan kemerdekaan.
- Penyerahan Kesultanan: Menyerahkan Kesultanan Siak kepada Republik Indonesia sebagai bukti dukungan terhadap kemerdekaan.
- Simbol Kesetiaan: Menjadi simbol kesetiaan pemimpin daerah kepada negara kesatuan Republik Indonesia.
47. Maria Walanda Maramis (1872-1924)
Kontribusi:
- Pelopor Pendidikan Wanita di Sulawesi Utara: Mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya) yang bertujuan meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan wanita.
- Aktivis Emansipasi Wanita: Memperjuangkan hak-hak pendidikan dan kesejahteraan bagi wanita di Sulawesi Utara.
- Inspirasi Perempuan: Menjadi simbol perjuangan perempuan di Sulawesi Utara dalam mendapatkan hak dan kesetaraan.
48. Teuku Cik Di Tiro (1836-1891)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Aceh: Memimpin perlawanan rakyat Aceh melawan penjajah Belanda.
- Taktik Gerilya: Menggunakan taktik gerilya yang efektif dalam melawan penjajah.
- Inspirasi Perjuangan: Menjadi simbol perjuangan dan keberanian rakyat Aceh dalam melawan penjajahan.
49. Jenderal Ahmad Yani (1922-1965)
Kontribusi:
- Pahlawan Revolusi: Salah satu Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI.
- Pemimpin TNI: Berperan sebagai komandan militer yang gigih mempertahankan NKRI dari ancaman.
- Simbol Keteguhan: Dikenang sebagai simbol keteguhan dan keberanian dalam mempertahankan negara.
50. Dr. Raden Soesilo Soedarman (1914-1992)
Kontribusi:
- Menteri Pertama di Indonesia: Menjadi Menteri Kehakiman pertama di Indonesia dan berperan dalam pembentukan sistem hukum negara yang baru merdeka.
- Pembangunan Hukum: Berkontribusi dalam pembaruan hukum dan pengembangan sistem peradilan di Indonesia.
- Pendidikan Hukum: Sebagai pengajar dan pemikir hukum, berperan dalam pendidikan hukum di Indonesia.
51. Frans Kaisiepo (1921-1979)
Kontribusi:
- Pejuang Kemerdekaan Papua: Memperjuangkan integrasi Papua ke dalam wilayah Indonesia.
- Gubernur Papua: Menjadi gubernur pertama Papua setelah bergabung dengan Indonesia, memimpin pembangunan dan integrasi wilayah tersebut.
- Diplomasi Internasional: Berperan dalam diplomasi internasional untuk mendukung kedaulatan Indonesia atas Papua.
52. General Abdul Haris Nasution (1918-2000)
Kontribusi:
- Pahlawan Revolusi: Salah satu Pahlawan Revolusi yang menjadi sasaran dalam peristiwa G30S/PKI.
- Pemimpin Militer: Sebagai Panglima Angkatan Darat, berperan dalam mempertahankan integritas dan kedaulatan NKRI.
- Penulis dan Strategis Militer: Menulis buku-buku penting tentang strategi militer dan pertahanan.
53. Martha Christina Tiahahu (1800-1818)
Kontribusi:
- Pahlawan Perang Maluku: Berperan dalam perlawanan rakyat Maluku melawan penjajah Belanda.
- Keberanian dan Semangat: Dikenal sebagai pejuang wanita yang berani dan penuh semangat dalam memperjuangkan kemerdekaan.
- Inspirasi Perempuan: Menjadi simbol keberanian dan semangat juang perempuan Maluku.
54. KH. Hasyim Asy’ari (1871-1947)
Kontribusi:
- Pendiri Nahdlatul Ulama (NU): Mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926, yang menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
- Pemimpin Agama dan Nasionalis: Berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga persatuan Indonesia.
- Pendidikan Islam: Mendirikan pesantren dan berkontribusi dalam pendidikan Islam di Indonesia.
55. Pangeran Antasari (1797-1862)
Kontribusi:
- Pemimpin Perang Banjar: Memimpin perlawanan rakyat Kalimantan Selatan melawan penjajah Belanda dalam Perang Banjar (1859-1906).
- Semangat Perjuangan: Dikenal atas keberanian dan keteguhannya dalam mempertahankan tanah air.
- Simbol Keberanian: Menjadi simbol keberanian dan perlawanan rakyat Kalimantan Selatan.